Prawiro Sudirjo

Saya seorang pria dewasa kelahiran Cirebon, saat tahun dimana mahasiswa ITB berdemo menuntut kebebasan berbicara yang dikekang kala itu. setelah bermain di tam...

Selengkapnya
Navigasi Web
MERAIH MIMPI BERSAMA SAGUSABU WJLRC  BANDUNG
OPINI, CURHAT, MEDIAGURU

MERAIH MIMPI BERSAMA SAGUSABU WJLRC BANDUNG

MERAIH MIMPI BERSAMA SAGUSABU WJLRC – BANDUNG

Oleh : Prawiro Sudirjo,SST

Sebetulnya sudah lama sekali saya mengenal Mas Eko Prasetyo dan Pak Mohammad Ihsan para ponggawa Media Guru. Di kisaran tahun 2012-2013 saat itu Pak Ihsan aktif sebagai Sekertaris Jendral di organisasi profesi Ikatan Guru Indonesia, sedangkan Mas Eko masih sebagai jurnalis di Jawa Pos namun aktif di grup Facebook IGI. Dari interaksi di grup IGI itulah pertemanan kita semakin akrab. Akhirnya saya diminta untuk menjadi administrator di Grup FB IGI.

Lama sudah tidak ada kabar. Kabar terakhir Pak Ihsan mengundurkan diri dari pencalonan sebagai Ketua Umum IGI, kemudian menjabat sebagai salah satu penasehat IGI. Namun karena adanya pergantian kepengurusan sehingga baik saya maupun Pak Ihsan undur dari jabatan sebagai admin di Grup IGI.

Selang beberapa waktu kemudian setelah lama tidak aktif di grup. Pak Ihsan menghubungi saya untuk menjadi admin di Grup Media Guru. Saya sendiri bingung, belum ada gambaran seperti apa Mediaguru. Karena sudah kenal baik dengan beliau. Saya terima tawaran beliau untuk menjadi admin di Grup Media Guru.

Ternyata Grup FB Media Guru mengasyikan, karena di sini saya menemukan lagi hasrat dalam dunia kepenulisan. Media Guru pada awalnya menerbitkan majalah cetak Media Guru. Seiring perkembangan waktu, guru-guru justru minta dibimbing untuk menulis. Akhirnya Media Guru meluncurkan kelas kepenulisan yang diberi nama : SAGUSABU (Satu Guru Satu Buku).

Dari sinilah awal mula perkembangan Media Guru dari mulai kelas menulis di Surabaya sampai kota-kota lainnya di Nusantara. Saya awalnya karena kesibukan belum pernah ikut kelas menulisnya. “Lho aneh, ‘Mosok’ admin MG belum pernah ikutan Sagusabu?” Celetuk teman sesama admin.

Akhirnya karena rasa penasaran dan juga adanya waktu luang. Saya diberi anugerah oleh Allah SWT bisa mengikuti kelas Sagusabu di gedung Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Waktu itu saya menghubungi Bu Manik dan Bu Nining sebagai panitia, juga saya menghubungi Bu Mia sebagai inisiator acara tersebut.

Bersama teman-teman dari berbagai kota di Jawa Barat kami mengikuti pelatihan dengan antusias. Motivasi dari Kumendan (Julukan Pak Ihsan) begitu membakar para peserta.

Yang tadinya malu-malu jadi mau, yang takut menjadi berani.Yang malas menjadi giat berlatih. Pak Ihsan memberi tenggat waktu. Selama satu bulan sudah ada naskah yang harus dikirim ke redaksi Media Guru. Demikian tantangan dari beliau.

Materi selanjutnya teknis kepenulisan dari Mas Eko Prasetyo. Kemampuan menulisnya yang mumpuni dan terasah beliau tularkan kepada para peserta. Sungguh kesempatan emas bagi saya yang masih hijau di dunia tulis-menulis.

Bagaimana membuat tulisan menjadi menarik dan enak dibaca, juga tata letak serta cara penyuntingannya yang harus mengikuti kaidah berbahasa Indonesia.

Teman-teman yang diberi tantangan segera mengerjakan naskah tulisannya. Melalui grup WA kita saling bertukar informasi dan kadang juga “curhat” tentang sejauh mana naskah kita bisa diselesaikan dengan baik.

Karena di grup WJLRC Jabar belum ada ketuanya, dan Bu Nining sebagai panitia sudah menjadi Ketua di grup kelas lain akhirnya saya diminta untuk menjadi ketua kelas. Saya menerimanya meski berpikir sungguh suatu tanggung jawab yang besar. Apalagi waktu itu Media Guru masih baru dan belum begitu dikenal. Juga adanya isu-isu negatif yang berkembang dari orang-orang merasa terganggu dengan kehadiran Media Guru.

Saya dengan sabar berusaha membantu teman-teman yang kesulitan dalam menyelesaikan naskah untuk mengejar target agar bisa diluncurkan pada 2 Mei 2017 Gebyar Media Guru yang bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional.

Sungguh suatu kepuasan tersendiri ketika saya dan teman –teman grup WJLRC Jabar bisa berdiri di depan aula Gedung Kemendikbud Senayan sambil membawa bingkai sampul buku masing-masing.

Saat dipanggil namanya satu persatu, tak terasa air mata haru dan bahagia jatuh menetes. Bu Manik dan Bu Nining berpelukan, Bu Dati Dahliana dan Bu Mimin bersorak gembira. Kita akhiri dengan foto bersama dan berparade di event Car Free Day dari Senayan sampai Monas. Sungguh suatu momen yang tak pernah terlupakan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren Pa ketua, jadi tau sejarahnya sagusabu...

23 Jan
Balas

terimakasih Bu

24 Jan

Mantap Pak Pra.

03 Feb
Balas



search

New Post