Prawiro Sudirjo

Saya seorang pria dewasa kelahiran Cirebon, saat tahun dimana mahasiswa ITB berdemo menuntut kebebasan berbicara yang dikekang kala itu. setelah bermain di tam...

Selengkapnya
Navigasi Web

Biografi


Saya seorang pria dewasa kelahiran Cirebon, saat tahun dimana mahasiswa ITB berdemo menuntut kebebasan berbicara yang dikekang kala itu.

setelah bermain di taman kanak-kanak Handayani saya melanjutkan ke SD Mundupesisir 1 Cirebon, alhamdulillah saya banyak mendapat ilmu dan pengalaman serta mampu berprestasi juara kelas dari kelas 2 sampai kelas 6, Juara cerdas cermat P4 tingkat kecamatan Astanajapura. Yah waktu itu mundu masih ikut Astanajapura.Semuanya berkat ridha Allah SWT, ridha kedua orangtua yang saya cintai, keluarga ,rekan , sahabat dan guru-guru tercinta.

Pada tahun 1990 saya melanjutkan studi ke SMP NU sindanglaut Cirebon, di sana lebih jauh, jadi setiap hari harus naik angkutan umum seperti Bis kota atau mikro bis, setengah jam perjalanan kadang molor kalau lagi macet atau ngetem. Di SMP saya lumayan mendapat prestasi juara 2 dari kelas 1 sampai kelas 3, mendapat predikat ke 2 the best ten.

Suasana alam Cirebon yang panas dan terik membuat kulit saya menghitam dan rambut memerah namun itu tak menyurutkan jiwa saya untuk bermain dan menjelajah dunia luar, di usia SD saya pernah menyusur sungai dari muara Mundupesisir sampai ke hulunya yang ternyata adalah bendungan Setu patok. Walaupun saya tidak bisa berenang tapi berpetualang sungguh mengasyikan , sempat berjumpa dengan ular hijau di semak-semak, memancing udang dengan bangkai kepiting, atau menikmati ikan lundu bakar (sejenis ikan patin/lele sungai ) , lalu menunggangi kerbau menjelajah sungai, lanut dengan rakit pohon pisang yang cepat jebol. Heheheehe

Di tahun 1994 orangtuaku pergi berhaji, lalu pindah ke Kuningan, aku dihadapkan pada dua pilihan tetap melanjutkan sekolah di Cirebon atau pindah ke Kuningan atau Brebes (kota kelahiran ayahku)

Karena sudah kelas 3 aku memilih untuk tetap di Cirebon dengan resiko menyewa sebuah kamar kost yang tidak jauh dari sekolah di kawasan Sunyaragi . Di STM Negeri Cirebon aku banyak mendapat pengalaman berharga, meski tidak ada teman perempuan karena di sana mayoritas laki-laki namun itu tak mengurangi keasyikan menikmati masa remaja.

Kelulusan pada tahun 1996 menandai perjalananku berikutnya ke kota kembang Bandung, setelah dinyatakan lulus tes dalam koran pikiranrakyat, dengan semangat menggelora aku meluncur ke jenjang berikutnya Perguruan tinggi politeknik ITB.

Di Kampus ini yang berada di atas bukit Ciwaruga, dengan suasana yang sejuk, damai dan hening cocok untuk menggembleng para ilmuwan di bidang teknik dan rekayasa khususnya saya yang memilih jurusan pendingin dan tata udara. Banyak hal yang dialami dan dirasakan menjadi mahasiswa sang agen perubahan apalagi kala semester 3 ditahun 98 kita mengalami arus besar reformasi dan menjadi garda terdepan pendobrak Orde Baru.

Di Wisuda di Sasana Budaya Ganesha tahun 99 kala itu jelang perubahan nama kampus dari politeknik ITB menjadi politeknik Negeri Bandung merupakan saat yang mengharukan dan membanggakan, berat rasanya meninggalkan kampus tercinta di Bandung Utara. Namun apa daya semua harus terus berjalan. Show must go on.

Kini aku telah menjadi guru, namun cita-citaku untuk tetap memberi manfaat dan terus belajar kan terus berkobar karena itu ketika lolos beasiswa D4 program alih jenjang dinas provinsi Jawa Barar, aku menyatakan sanggup, meski tiap jumat meluncur ke P4TK Bandung untuk kuliah lagi.

Sekarang aku telah selesai meraih sarjana dan dapat mengajar di jenjang SMK dan semoga Tuhan memberkahi hidup dan keluargaku di Serang Baru Kabupaten Bekasi. Terus belajar dan berbagi.

search

New Post